Menurut Gatot Soeparamono, selain untuk digunakan sendiri, motivasi orang menciptakan suatu karya adalah untuk dapat dinikmati oleh orang lain melalui proses copy and distribution. Hal ini dimaksudkan sebab keterbatasan pencipta untuk memproduksi satu karya dalam jumlah banyak, linear dengan angka permintaan masyarakat. Dalam pendistribusian karya, konsumen yang menikmati karya pencipta untuk keperluan komersil, memiliki kewajiban moral, membayarkan sejumlah royalti sebagai bentuk pemenuhan hak ekonomi pencipta.
Baca juga: Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Karya di Masa Digital
Adapun cara pemungutan royalti dari pemakaian hak cipta diakumulasi melalui suatu organisasi. Lembaga formal ini dibentuk untuk menangani hak pencipta dalam mengumumkan serta memperdengarkan musik secara langsung kepada para pendengar, penonton, maupun konsumen melalui pihak ketiga dalam pengembangan usaha atau bisnis. Selain itu, organisasi juga difungsikan untuk melakukan pengawasan terhadap proses pendistribusian dan penggunaan rekaman, mencakup segala hal berhubungan dengan rights to mechanical reproduction.
Seperti kebanyakan negara di Eropa pada umumnya, selain menggunakan sepeda dan monorail, sebagian besar masyarakat di Finlandia juga mempergunakan taksi sebagai alternatif alat transportasi, utamanya ketika hendak bepergian dari dan ke bandara. Sebagaimana umumnya penggunaan taksi, tentunya pengemudi akan memutarkan beberapa lagu untuk menemani perjalanan penumpang agar lebih tenang dan nyaman. Namun, hal ini kerap menyita perhatian, utamanya dalam pemenuhan hak ekonomi pemegang hak cipta. Itu disebabkan karena kebanyakan lagu yang diputar di dalam taksi atau alat transportasi lain cenderung diputar secara sembarangan – tanpa mengindahkan etika hukum.
Baca juga: Penerapan Hukum Ketenagakerjaan dan Perlindungan HAKI bagi pekerja di Era Teknologi Digital
Sebagai wujud nyata dalam mengakomodir pemenuhan hak ekonomi pemegang hak cipta, para pengemudi taksi di Finlandia diwajibkan secara hukum untuk membayarkan sejumlah royalti atas musik yang diputar di kendaraan mereka saat sedang mengangkut penumpang. Secara lanjut, peraturan ini merupakan implementasi dari Peraturan Mahkamah Agung Finlandia Tahun 1999. Peraturan ini menanggap bahwa pemutaran musik dalam taksi adalah diperuntukan sebagai konsumsi publik – linear dengan pemutaran musik di restoran atau bar. Adapun biaya royalti yang dibayarkan setiap tahunnya sebesar €22. Dana ini akan disalurkan melalui badan hak cipta bernama Teosto, yang berkewajiban untuk mengelola pembayaran royalti artis dan pencipta lagu. Regulasi ini ditujukan untuk melindungi hak cipta dan memastikan artis mendapatkan kompensasi atas penggunaan karya mereka dalam konteks komersial.
Referensi
Gatot supramono, Hak Cipta dan Aspek-spek Hukumnya, PT. Rineka Cipta, Jakarta 2010.
Shofa Rizkina Pratiwi, Pelaksanaan Pembayaran Royalti pada Lagu yang digunakan oleh Radio di Pekanbaru Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta dan Musik, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Riau, 2023.
Are Cars a Thing of the Past? This is How People in Europe Prefer Getting Around, City by City, https://www.euronews.com/next/2024/09/28/cars-public-transport-cycling-this-is-how-people-in-europe-prefer-getting-around-city-by-c.
Arto Lanamäki, et. al., Examining Relational Digital Transformation through the Unfolding of Local Practices of the Finnish Taxi Industry, The Journal of Strategic Information Systems, Vol. 29, No. 3.