Identitas Buku
Judul Buku: Politik Global Tanpa Islam? : Dari Timur Tengah Hingga Eropa
Penulis: Azyumardi Azra, CBE.
ISBN: 978-623-218-450-3
Penerbit: Kencana
Tahun Terbit: 2020
Halaman: x+332
Pendahuluan
Pada saat ini, politik global cenderung dikuasai oleh beberapa negara barat atau adidaya yang berideologi liberalisme dan kapitalisme. Penguasaan politik internasional dapat ditinjau berdasarkan beberapa pengaruh dari berbagai lini, seperti ekonomi, sosial budaya, sistem pertahanan keamanan, dan kemajuan teknologi.
Beberapa lini tersebut menjadi parameter bagaimana negara dapat menjadi pusat kemajuan global dengan memperhatikan spesialisasi dari tiap negara.
Secara global, Islam juga menjadi salah satu elemen dalam sentra perpolitikan global. Islam dalam konteks historis dan pengaruh yang kuat menjadikan Islam sebagai pion utama dalam ranah budaya dan pembentukan perdaban yang berpengaruh bagi iklim politik global.
Isi Resensi
Azyurmadi Azra menjelaskan secara komprehensif bagaimana implikasi Islam dalam pengaruhnya terhadap politik nasional dan global. Azyurmadi Azra merupakan sejarawan dan cendekiawan muslim yang semasa hidupnya sangat produktif dalam menulis artikel tentang studi islam secara empiris dan historis.
Azyurmadi Azra juga pernah menjabat sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah pada tahun 1998 hingga tahun 2006 dan menjadi Ketua Dewan Pers pada tahun 2022 hingga menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 18 September 2022.
Secara keseluruhan, buku ini tersusun dari lima bagian:
Bagian pertama membahas hubungan politik antara Indonesia dan Timur Tengah. Indonesia sebagai negara muslim terbanyak dunia sering kali melakukan upaya diplomasi terhadap berbagai konflik bilateral dan regional di berbagai negara Timur Tengah.
Bagian kedua membahas mengenai berbagai konflik politik dan bersenjata dari Gaza hingga Syiria.
Bagian ketiga yaitu membahas mengenai pempimpin atau representasi dari beberapa negara yang memiliki kedekatan dengan Islam.
Bagian keempat yaitu membahas mengenai relasi antara Islam dan Amerika Serikat dalam paradigma berbagai kepemimpinan Presiden yang memimpin AS.
Bagian kelima yaitu membahas mengenai relasi keislaman dengan benua Eropa berdasarkan kultur dan sosial dari beberapa region di negara Eropa.
Baca juga: “The Idea of Indonesia: A History” Oleh Robert Elson
Buku ini fokus membahas studi keislaman dalam aspek politik negara Islam di Timur Tengah dan pengaruhnya di sebagian negara Barat. Islam pada tingkat global tidak dapat diabaikan begitu saja karena sekitar 1,8 miiar populasi penduduk di dunia memeluk agama Islam.
Islam juga sebagai bentuk representasi dalam banyak negara yang berpenduduk mayoritas Muslim maupun minoritas dan sebagai salah satu bukti aktual kekuatan kelompok yang tidak dapat diabaikan dalam kontestasi secara global.
Namun, sering kali Islam digambarkan sebagai entitas yang dekstruktif karena persepsi dunia Barat melihat beberapa negara di Timur Tengah seringkali mengalami konflik bersaudara dan munculnya ideologi konservatisme dalam tubuh Islam.
Ideologi tersebut dianggap sebagai momok bagi Barat karena menjamurnya Islam tidak hanya secara fikih tetapi menguntungkan kaum Islamis dalam konteks politisasi.
Selain itu, penulis juga menjelaskan mengenai paradigma “Islam Demokrat” yang mana Islam tidak hanya dimaknai sebagai agama, melainkan Islam dimaknai sebagai kaum Muslim yang menghargai tinggi nilai perdamaian dan demokrasi, kebebasan dan kehormatan, toleransi dan inkluvisme terlepas dari berbagai perbedaan kebangsaan, pandangan politik, realitas sosial, dan budaya. Tujuan dari munculnya istilah “Islam Demokrat” yakni sebagai perwujudan nilai Islam dalam proses politik demokrasi.
Dalam percaturan politik regional di Timur Tengah, penulis juga memaparkan bahwa konflik dingin antara Iran dan Arab Saudi juga mempengaruhi politik global. Konflik sektarian antara aliran Sunni yang mayoritas berada di Arab Saudi dan aliran Syiah yang mayoritas berada di Iran berpengaruh terhadap situasi politik di Timur Tengah secara keseluruhan dan juga berdampak terhadap dukungan sekutu terhadap negara tersebut, tak lain yaitu Amerika Serikat yang “bersahabat” dengan Arab Saudi dan Iran yang “bersahabat” dengan Rusia.
Baca juga: Wajah Perempuan dalam Paras Politik
Pada buku ini, penulis menjelaskan mengenai relasi keislaman dengan negara adidaya seperti Amerika Serikat. Dalam bagian ini, penulis berusaha menjelaskan bahwa beberapa pemimpin AS memiliki hubungan tidak baik dengan Islam, seperti Donald Trump yang berpandangan mengenai politik anti-Islam dan konfrotatif terhadap Islam.
Kebijakan yang diambil oleh Donald seperti pelarangan pengungsi berpenduduk mayoritas Muslim seperti Somalia, Sudan, Libia, Yaman, dan lainnya karena dianggap sebagai sarang radikalisme dan terorisme. Kebijakan ini dianggap sebagai generalisasi bahwa terorisme pasti terkait dengan kaum Muslimin-Islam. Padahal, teroris bisa berasal dari kelompok masyarakat negara atau komunitas keagamaan manapun.
Buku setebal 332 halaman ini memiliki berbagai keunggulan. Buku ini sangat detail dalam aspek perincian terkait kondisi empiris dari dinamika berbagai negara Muslim beserta sisi historisnya.
Selain itu, penulis yang sering berkelana ke negara-negara Muslim dan bahkan diundang dalam kegiatan kenegaraan menjadi kelebihan tersendiri bahwa penulis menuliskan pikirannya juga berbekal pengalaman yang dialaminya.
Penulis di tiap bagian dan sub tema juga menuliskan rekomendasi atau resolusi menurut perspektif penulis dalam setiap konflik atau permasalahan yang terjadi. Penulis juga bersikap objektif dalam menjelaskan berbagai fenomena politik yang terjadi di berbagai negara Muslim beserta keterkaitan negara-negara Barat dalam prahara di negara-negara Muslim.
Namun, buku ini juga memiliki beberapa kekurangan karena terdapat beberapa bahasa teknis sehingga pembaca yang tidak memiliki latar belakang terkait topik bahasan dalam buku ini menjadi tidak mengerti.
Baca juga: Hukum Berkendara Tanpa SIM (Surat Izin Mengemudi)
Secara keseluruhan, buku ini menjadi referensi utama bagaimana pengaruh Islam dalam kontestasi politik secara global. Berbagai fenomena dalam negara Muslim baik konflik maupun secara kultur di bingkai secara “apik” oleh penulis dari berbagai perspektif.
Buku ini juga menjadi bacaan bagi seluruh masyarakat, khususnya umat Muslim, untuk dapat secara bijak menyikapi berbagai fenomena atau permasalahan negara Muslim dengan objektif tanpa adanya tendensi yang mengakibatkan perpecahan umat Muslim.